Marshal Suryarachman
Nama: Marshal Suryarachman (Boyal)
Posisi: Gitaris ADA Band
Ttl: Jakarta, 7 Maret
MARSHAL (ada band,ex Dr.PM)
siapa yg tau sama gitaris satu ini
gitaris kalem,yg maen santai
klo ada yg tau bagi di tread ni yah
dia pake gitar apa
semuana dech
Yups...dia gitaris kalem..tapi soal efek dia jago banget bro...gitar yang dipake GODIN Solidac 2 voice..dan kalo lagi tour konser dia cuma pake POD XT Live aja.
oOo dia pake POD XT yah klo live nya, gw pernah liat satu kali waktu di maen di jorong cafe n resto di banjarmasin, gw dari dekat liat nya maen
gila dia maen efek nya mantaf, soalnya tempat gw liat waktu itu pas di depan panggung nya, gag sampe brapa meter, kren...pokok nya
gw sangat suka liat gaya maen dia, santai, cool, tapi penuh karakteristik abiz, abiz nya doi tau porsi dimna doi harus maen, itu wa suka dari si marshal
klo ada yg laen bagi2 disini yah tentang gear2 si marshal "ada band"
sumber : http://www.musisi.com/showthread.php?t=34283
(nah klo Ly yg puji pasti udah biasa .. scara Ly armADA..ini org lain yg ngagumi Mas MArshal..berarti MAs MArshal emang hebat ^_^)
MARSHAL "ADA BAND": TRAUMA KARENA ANAK SAKIT
Sebagai ayah, Marshal Surya Rachman (31) cukup kaya dengan pangalaman. Dua kali proses kelahiran anaknya berjalan lambat. Lalu saat masih berusia dua bulan, si sulung sempat terinfeksi virus yang sulit terdefinisikan. Marshal mengaku sempat trauma.
Marshal tak bisa lupa peristiwa kelahiran kedua anaknya. Selain karena sejak saat itulah kebahagiaannya bertambah, sejak itu pulalah kecemasannya sebagai ayah tak pernah habis. Begini ceritanya. Suatu pagi, Triana Rina (30), istrinya, merasa mulas yang tak tertahankan. Bergegas mereka ke rumah sakit untuk memastikan apakah telah terjadi kontraksi.
Ternyata Triana sudah mengalami pembukaan satu. Marshal berharap sang jabang bayi bisa lahir sebelum malam hari. Pasalnya, malam itu dia harus manggung bersama Ada Band. Kalau si kecil belum juga lahir bisa dibayangkan bagaimana sulitnya berkonsentrasi. Tunggu punya tunggu, sampai malam tiba, pembukaan belum bertambah. Dokter menyarankan Triana tetap tinggal di rumah sakit sambil menunggu perkembangan.
Karena pembukaan tak mengalami kemajuan, akhirnya dilakukan induksi. Sampai esok paginya, pembukaan masih berkisar 3-4. Bahkan, keesokan harinya lagi, baru sampai pembukaan 6. Dokter melakukan induksi lagi. Pembukaan pun lengkap. Barulah pada 3 April 2003, lahir bayi perempuan cantik yang diberi nama Sachi Lalita Rachman (1,5). "Jadi saya selama tiga hari begadang terus. Stres mikirin kok si bayi belum lahir-lahir juga."
Proses penantian yang bikin deg-degan ini kembali dialami Marshal saat kelahiran anak kedua. Ceritanya hampir sama. Kehamilan sudah lewat bulan, tapi si bayi belum mau keluar. Dokter menganjurkan Triana menjalani induksi. Selama dua hari hanya terjadi pembukaan empat. Menurut dokter, kalau dalam beberapa jam tak ada perkembangan pembukaan juga, maka harus dilakukan operasi. Singkat cerita, Triana akhirnya menjalani operasi sesar pada 28 Oktober 2004 dan lahirlah seorang putra yang diberi nama Rubianda Rachman.
INFEKSI VIRUS DAN KEJANG
Dengan lahirnya sang buah hati ke dunia, bukan berarti "kontrak kekhawatiran" Marshal berakhir. Ia kembali dilanda kepanikan saat Sachi yang waktu itu baru berusia dua bulan divonis menderita sakit "antah berantah". Dokter hanya menyebut, ia terkena infeksi virus. Gejalanya mirip demam berdarah seperti munculnya bintik-bintik merah di kulit, tapi tanpa demam. Dokter menganjurkan untuk dilakukan pengambilan sumsum tulang belakang karena dikhawatirkan ada virus ganas yang menyerangnya.
Hasil tes menunjukkan jumlah trombosit dan hemoglobin turun drastis. Namun tetap tak diketahui apa jenis penyakitnya. Akhirnya, Sachi harus dirawat di rumah sakit selama empat hari. Dia mesti diinfus dan menjalani transfusi darah. Setelah diperbolehkan pulang, Sachi tetap harus menjalani cek atau pemeriksaan kesehatan selama setahun. "Panik banget, lihat anak sakit tapi enggak diketahui apa penyakitnya."
Karena penyakit yang tak diketahui itu, berat badan Sachi tak mengalami kenaikan yang berarti. Perkembangan motoriknya pun cukup terganggu. Biasanya, anak di usia tujuh bulan sudah bisa duduk, tapi Sachi belum bisa melakukannya sama sekali. "Akhirnya diputuskan untuk menjalani fisioterapi motorik selama tiga bulan. Syukurlah, akhirnya kemampuan motoriknya berkembang juga."
Setelah itu si sulung sempat sakit lagi. Kali ini dia mengalami kejang dan demam hingga mencapai 39 derajat Celcius. Dia sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit. "Waktu itu saya lagi manggung di Malang. Pikiran jadi buyar. Habis main langsung pulang ke Jakarta nengok anak. Saya jadi trauma melihat anak sakit."
SI SULUNG ENGGAK CEMBURUAN
Saat si bungsu lahir, Marshal mengaku sempat khawatir Sachi akan cemburu. Bagaimanapun, perhatian Marshal dan Triana pastilah lebih terfokus pada si bayi. Ternyata, si sulung bukan tipe pencemburu. "Dia malah kelihatan senang dan sayang pada adiknya. Memang terkadang maksud mengelus jadi seperti memukul karena terlalu kencang."
Menurut Marshal kedua anaknya memiliki sifat yang berbeda. Si sulung kelihatannya tak mudah menangis. Kalau disuntik atau terjatuh sekalipun tak sampai berurai air mata. Berbeda dari adiknya. Dia justru mudah menangis. "Dimandiin aja nangis."
Bagi Marshal, anak-anak dengan karakter yang saling berbeda merupakan anugerah Tuhan yang wajib dididik dengan baik. "Kelak, dia boleh menentukan sendiri mau menggeluti bidang apa. Tak ada paksaan untuk memilih suatu bidang tertentu. Harapan saya sebagai orang tua agar mereka sehat dan berhasil dalam kehidupannya."
Kehadiran anak diakui sang ayah memberinya semangat dalam menjalani kehidupan hari demi hari. "Walau pikiran lagi kusut, ada masalah soal kerjaan, tapi begitu sampai di rumah dan melihat anak, kekusutan langsung hilang. Anak membuat perasaan jadi tenang dan pikiran jernih."
Kalau lagi tur atau show di luar kota, saya ingin cepat-cepat pulang. "Yang paling terasa banget, kalau anak lagi sakit. Wah, rasanya enggak karuan. Betul-betul mengganggu konsentrasi. Inginnya pulang, pulang, dan pulang."
Satu hal yang menjadi prioritas perhatian Marshal kelak adalah soal pergaulan anak-anaknya. "Lihat pergaulan anak sekarang jadi ngeri. Prinsipnya saya tak membebaskan tapi juga tak terlalu mengekang. Orang tua mesti menjadi teman bagi anak. Gayanya bisa tetap santai tapi sebenarnya kita memantau dan mengawasinya
Source : http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=06305&rubrik=tokoh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar